KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Terima kasih terhadap Allah
S.W.T Saya ucapkan, karena atas karunia nya saya masih diberikan hidup dan
masih bisa menyelesaikan salah satu karya tulis saya.
Dengan kerendahan hati saya
menyadari bahwa tulisan saya ini banyak sekali kekurangan. Justru, saya meminta
maaf atas kekurangan dari Karya Tulis saya ini. Dan meminta saran ataupun
kritikan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai mahluk hidup yang berada di
muka bumi ini keberadaan manusia adalah sebagai mahluk individu dan mahluk
sosial, dalam asrti manusia senantiasa tergantung dan atau berinteraksi dengan
sesamanya. Dengan demikian, maka dalam kehidupan lingkungan sosial manusia
senantiasa terkait dengan interaksi antara individu manusia, interaksi antar
kelompok, kehidupan sosial manusia dengan lingkungan hidup dan alam sekitarnya,
berbagai proses sosial dan interaksi sosial, dan berbagai hal yang timbul
akibat aktivitas manusia seperti perubahan sosial.
Perkembangan manusia secara
perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan atau bahkan
belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam menjadikan manusia
semakin berkembang. Perkembangan keindividualan memungkinkan seseorang untuk
mengembangkan setiap potensi yang ada pada dirinya secara optimal dan untuk
memenuhi kebutuhannya.
Secara sosial sebenarnya
manusia merupakan mahluk individu dan sosial yang mempunyai kesempatan
yang sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam masyarakat. Artinya setiap
individu manusia memiliki hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dalam
menguasai sesuatu, misalnya bersekolah, melakukan pekerjaan, bertanggung jawab
dalam keluarga serta berbagai aktivitas ekonomi, politik dan bahkan beragam.
B. Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk
memahami hakekat manusia sebagai makhluk individu
2. Bagaimana
hakekat manusia sebagai makhluk sosial.
3. Untukmengetahui
bagaimana Pemgembangan manusia sebagai makhluk individu dan sosial di
masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut kodratnya manusia
adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan
yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama
dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu
menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia
akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk
sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk
berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup
sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Manusia sebagai mahluk individu
Individu berasal dari kata in
dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung
pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Menurut
pendapat Dr. A. Lysen individu berasal dari bahasa latin individum, yang
artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dipakai untuk
meyatakan satu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Kata individu bukan berarti manusia
secara keseleruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan terbatas,
yaitu perseorangan manusia.Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan
hidup yang istimewa, dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusiaIndividu bukan
berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dibagi, melainkan sebagai
kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan sehingga sering
disebut “ orang seorang” atau “manusia perseorangan”.
Individu dalam hal ini adalah
seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas di dalam
lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola
tingkahlaku spesifik tentang dirinya. Akan tetapi dalam banyak hal banyak pula
persamaan disamping hal-hal yang spesifik tentang dirinya dengan orang lain.
Disini jelas bahwa individu adalah
seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan
sosaialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian, serta pola tingkah laku
spesifik dirinya. Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia
dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai
tiga aspek yang melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek
psikis rohaniah, dan aspek sosial. Apabila terjadi kegoncangan pada salah satu
aspek, maka akan membawa akibat pada aspek yang lainnya.
B. Manusia Sebagai Mahluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial
adalah manusia yang senantiasa hidup dengan manusia lain (masyarakatnya). Ia
tidak dapat merealisasikan potensi hanya dengan dirinya sendiri. Manusia akan
membutuhkan manusia lain untuk hal tersebut, termasuk dalam mencukupi
kebutuhannya.
Manusia sebagai pribadi adalah
berhakikat sosial. Artinya, manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan
dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang
lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan “ketidakberdayaan” manusia dalam
memenuhi kebutuhannya sendiri.
Menurut kodratnya manusia adalah
makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang
berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya
dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu
menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia
akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.
Manusia saling membutuhkan dan harus
bersosialisasi dengan manusia lainnya. Hal ini disebabkan manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya tidak dapat memenuhinya sendiri. Ia akan bergabung
dengan manusia lain membentuk kelompok-kelompok dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dan tujuan hidup. Dalam hal ini, manusia sebagai individu memasuki
kehidupan bersama dengan individu lainnya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan sebagai berikut
a. Manusia tunduk pada aturan, norma
budaya sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu
penilaian dari orang lain.
c. Mansuia memiliki kebutuhan untuk
berinteraksi dengan orang lain.
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia
hidup di tengah-tengah manusia.
Dalam berbagai kelompok sosial ini,
manusia membutuhkan norma budaya-norma budaya pengaturannya. Terdapat
norrma-norma budaya sosial sebagai patokan untukbertingkah laku bagi manusia di
kelompoknya. Norma budaya-norma budaya tersebut ialah:
1. Norma budaya agama atau religi
2. Norma budaya kesusilaan atau moral
3. Norma
budaya kesopanan atau adat
4. Norma budaya
hukum
C.
Pegembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
1. Pengembangan
Manusia Sebagai Makhluk Individu
Sebagai
makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau
kelompok, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran
pribadi di antara segala kesadaran terhadap segala sesuatu. Kesadaran diri
tersebut meliputi kesadaran diri di antara realita, self-respect,
self-narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi
lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagi
self-realisation.
Sebagai
makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan
tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo sapiens
memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku
bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi
yang ada di dalam dirinya seperti, karya, cipta, dan karsa. Perkembangan
manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan
atau bahakan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam menjadikan
manusia semakin berkembang
Sebagai
makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang jika
disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan
mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula
manusia dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya
dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia
itu sendiri.
2.. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam
kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan
untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia
adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Di dalam kehidupan manusia
selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga
masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan
interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti
positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari
nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh
interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak
pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan
yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak
mungkin dibuat sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia
juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan
mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan
pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional
lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia
berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan
bermasyarakat.
Dalam
berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat
menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang
khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat
menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia
tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal
luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut
memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan
pribadi seseorang.
Dengan
demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup
bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam
memenuhi kebutuhan rohani
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Menurut kodratnya
manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga
diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan.
Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup
bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir
akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia
dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan
dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak
akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
B. Saran
Sebagai makhluk individu, kita
memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan instingtif belaka.
kita yang biasa dikenal dengan mahluk sempurna memiliki akal pikiran
yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana. Dengan akal tersebut,
maka kita harus dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam diri
seperti, karya, cipta, dan karsa.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi,
A. 1991. Ilmu Sosial Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Darmayah.dkk.1986. Ilmu Sosial
Dasar (Masalah Sosial). Surabaya : Usaha Offset Priting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar